Biarkanlah angin malam berhembus. Fajar menyingsing telah datang. Saatnya aku bermohon diri darimu. Untuk berpisah entah berapa lama. Mengapa perpisahan ini mesti kualami. Untuk meninggalkan seorang diri. Semua ini sudah ditakdirkan Tuhan Kuasa. Aku hanya sebagai hamba-Nya tiada berdaya. Selamat tinggal aku ucapkan. Teriring air mata membasahi pipi. Aku hanya berdo’a untukmu selalu. Semoga kita bisa bertemu lagi. Kalau Tuhan mempertemukan kita kembali. Perpisahan dapat lekas berakhir. Aku akan di sisimu lagi. Seia sekata saling memiliki.
Filed under: Curhat Ultahku ke-18, air, angin, do'a, fajar, hamba, kuasa, malam, mata, pisah, selamat tinggal, takdir, tuhan